"Pengorbanan Seorang Ibu"
Suatu Hari, di kebun yang tanaman kopinya masih kecil-kecil, saat seorang ibu sedang sibuk membersihkan rumput dan ilalang, tiba-tiba terdengar suara berderak patah. ibu itu sontak menoleh ke arah suara. ternyata suara itu berasal dari salah satu dahan pohon besar tempat lebah bersarang. dahan itu patah dimakan rayap, dan betapa tidak beruntungnya, di dahan itu ada sarang lebahnya. sarang itu hancur berkeping-keping menghantam tanah, dan lebah di dalamnya yang kaget, panik, marah terbang berdengung. mungkin ada ribuan lebah dari sarang hancur itu. mendengar suaranya saja sudah mengerikan, apalagi melihatnya.
Kejadian itu berlangsung cepat sekali, saat ibu itu tersadar apa yang telah terjadi, dia berteriak histeris mencari tiga anaknya yang kebetulan hari itu ikut ke kebun. dua anaknya yang berusia lima dan enam tahun kebetulah sedang bermain di dangau (rumah kecil di kebun), ibu itu langsung berseru menyuruh anaknya bersembunyi di dalam dangau, menutup seluruh jendela rapat-rapat.
Tapi, hei, di mana satu lagi anaknya yang baru berumur tiga tahun? si ibu berseru-seru panik.
Suara lebah yang marah terdengar memenuhi langit-langit kebun. ribuan lebah itu menderu mencari sasaran apa saja untuk melampiaskan amarah mereka, dan celaka sekali jika ada hewan atau manusia yang kebetulan berada di sekitarnya.
Si ibu ini tahu persis betapa bahayanya posisi ia sekarang, tapi apa yang bisa ia lakukan, anak kecilnya yang berusia tiga tahun berkeliaran di kebun.
Apalah jadinya jika lebah itu menemukan dan menyerang anaknya lebih dahulu. Maka tanpa peduli ada ribuan lebah yang terbang di atas kepala, ia panik berlarian di sekitar kebun mencari si kecil.
Semua terjadi begitu cepat. Si ibu beberapa detik kemudian berhasil menemukan anaknya yang sedang asyik menyeret-nyeret pemotong rumput dan ilalang, si ibu berteriak-teriak, berlari secepat yang ia bisa, berusaha mengambil anaknya, membawa ke dangau dan berlindung dari serbuan lebah marah.
Tapi waktunya tidak cukup lagi, lebah itu sudah terlalu dekat... tidak ada pilihan, tidak sempat berpikir panjang, si ibu kalap memeluk anaknya, merebahkannya ke tanah, berbisik dengan suara bergetar ke telinga anaknya, 'merunduk! merunduk sayang, jangan bergerak' lantas membiarkan tubuhnya menjadi tameng, berusaha setenang mungkin tanpa gerakan sedikitpun saat ribuan lebah itu bagai roket, melesat semakin dekat.
Meski si ibu sudah berusaha untuk diam bagai batu, tetap saja belasan lebah menyengatnya. ia menggigit bibir menahan rasa sakit tidak terkira, ingin rasanya ia berteriak mengaduh, sayangnya itu tidak bisa dilakukan. Karena bukan hanya akan membuat lebah itu menyengat semakin banyak, tapi juga membahayakan si kecil didekapnya.
beberapa menit setelah lebah itu akhirnya pergi, setelah situasi kembali aman, si ibu jatuh pingsan dengan memeluk erat anaknya.
Catatan : seandainya posisi nya di balik, pada saat itu kita yang sudah dewasa, dan ibu kita yang sudah tua berada dalam bahaya, apakah kita akan melakukan hal yang sama ? akankah !? Kita beruntung, kita semua beruntung. karena allah mengirim malaikat yang selalu menjaga di samping kita, malaikat yang bernama ibu :)
BERBAGI BACAAN UNTUK MEMBUAT KITA SADAR BETAPA HEBATNYA KASIH SAYANG SEORANG IBU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar