Sabtu, 11 Juni 2016

Musang In Life


I.     Musang Sebagai Partner
1.    Musang atau Luwak
Musang atau yang lebih umum dikenal dengan nama luwak di Indonesia merupakan hewan omnivora (pemakan segala). Mendengar kata luwak tentu yang kita bayangkan adalah kopi luwak, kopi luwak (Civet Coffee) adalah jenis kopi dari biji kopi yang telah dimakan dan melewati saluran  pencernaan  hewan  bernama Luwak. Secara naluri Luwak hanya memakan buah kopi yang benar-benar matang dan mempunyai aroma khusus. Pada buah kopi yang matang terdapat sejenis aroma yang sangat khas. Biji kopi dari buah kopi yang terbaik itulah yang sangat digemari Luwak, setelah dimakan dibuang beserta kotorannya yang berupa gumpalan memanjang biji kopi yang bercampur lendir, yang sebelumnya difermentasikan dalam perut Luwak. Kotoran tersebut kemudian diambil biji kopinya, dibersihkan dengan cara mencuci sehingga tersisa biji kopi yang masih utuh dan kemudian dijemur hingga kering.
Taken from : Surabaya.tribunnews.com

Pertanyaannya adalah kenapa ketika kita mendengar kata musang maka yang kita dengar adalah seekor hama? Yang selalu mencuri ayam-ayam warga secara buas? Sebelum menjelaskan lebih jauh, perlu kita ketahui bahwa luwak termasuk suku musang, oleh sebab itu jika musang dikatakan sebagai hama, maka ia merupakan hama paling istimewa karena secara tak sadar, sebagian tingkahnya (hama) malah menjadi suatu yang digemari semua orang bahkan dunia.
 Dewasa ini, musang tidak hanya dikenal sebagai hama seperti dulu, melainkan sebagai hewan peliharaan yang tak kalah menggemaskan dibandingkan dengan kucing, anjing, dll. Dapat kita lihat, hampir di setiap kota atau kabupaten memiliki komunitas pecinta musang dengan berbgai nama. Melalui komunitas-komunitas musang dikenalkan sebagai hewan yang bisa hidup berdekatan dengan manusia, bukan sebagai hama, melainkan sebagai teman yang amat lucu dan setia.
 2.      Musang Sebagai Hewan Peliharaan
Bagi pecinta hewan, musang sebagai hewan peliharaan bukanlah berita baru, namun bagi sebagian orang musang masih dikenal sebagai hewan pengganggu. Jika kita mau sedikit mengenalnya, sebaliknya musang merupakan hewan yang amat jinak, lucu, dan gampang dipelihara. Musang yang memakan buah-buahan memiliki kotoran yang tidak asam dan berbau menyengat seperti kucing dan anjing, selain itu sebagai pemakan segala (omnivora) musang menjadi lebih mudah untuk dipelihara, karena pilihan makanan yang bisa kita berikan menjadi banyak macamnya, bisa buah-buahan (pisang, pepaya, dsb.), bisa telur, ayam, bahkan nasi dicampur kecap pun bisa dijadikan makanan pokok bagi musang peliharaan.
Diambil oleh penulis
Selain mudah dalam pemberian makanan, musang juga memiliki loyalitas yang amat tinggi kepada pemiliknya. Beberapa musang menjadikan pemiliknya sebagai satu-satunya tempat berlindung, bahkan ketika pemiliknya melepaskannya bebas ke alam, ia akan kembali naik ke pundak sang pemilik dengan cepat. Hal ini sering disebut dengan Bonding ketika sang pemilik dan musangnya telah memiliki sebuah ikatan yang terjalin karena rasa nyaman sang musang.
Dalam pemeliharaannya, musang dipelihara dengan berbagai cara yang berbeda, tergantung pada kemauan pemilik dan musang itu sendiri. Banyak yang mengurung musangnya dalam kandang dan dikeluarkan hanya dalam waktu tertentu seperti gathering (kumpul komunitas) atau jika pemilik sedang ingin mengajak bermain saja. Beda lagi dengan pemilik yang memiliki jiwa kebebasan yang tinggi, saya sendiri misalnya lebih memilih untuk membiarkan saja musang saya berlarian dalam rumah, bebas tanpa ada kurungan sedikitpun (freeroom) karena menurut saya membiarkannya dalam sangkar persegi empat berukuran 1x1 itu cukup kejam, terutama ketika kita ketahui bahwa sang musang adalah hewan yang aktif di malam hari (nocturnal) sehingga pada saat itu mereka hanya terkurung di kandangnya sedangkan pemilik tidur.
Namun, kembali lagi pada pemilik dan musangnya masing-masing. Tak beda dengan manusia, musang pun memiliki karakter berbeda-beda antar musang, ada yang pendiam dan bermalas-malasan, ada yang paranoid, takut-takut dan kagetan, dan ada yang ramah, aktif, dan mudah dekat dengan manusia. Dari berbagai karakter tersebut tentu memiiki cara berbeda dalam tiap penanganannya. Kabar baiknya adalah karakter pada musang bisa berubah karena terbiasa dibiasakan.

1 komentar:

triboy mengatakan...

Dapat ilmu baru saya tuan muda. Ga nyangka deh kalo luak itu jenisnya musang. Good job.
Btw, minta musangnya satu. Hehe