Aku
Selalu bermimpi menjadi pemimpin
Selalu beangan-angan membahagiakan orang tua
Selalu mengkhayalkan menjadi orang kaya
Namun, trus saja aku mengeluh, trus saja aku
bermalas-malasan dan terus saja aku menadahkan tangan
Tanpa pernah menempah jasmani, tanpa pernah
mendidik rohani dan tanpa pernah meneguhkan hati.
Jadi siapakah aku ?
Tukang ngeluh tanpa malu
Tukang khayal tanpa modal
Tukang bual dengan jutaan tumbal.
Jadi harus bagaimanakah aku ?
Taukah ? mungkin sudah triliunan kali aku mengeluh,
triliunan kali aku berusaha
Namun, selalu saja aku kalah, dan kembali
mengeluh
Waktu tak pernah mau menungguku, aku tau akan hal
itu
Meskipun sakit rasanya, karena hobiku adalah
menunggu
Menunggu saat yang tepat untuk berubah
Selalu saja aku sabar untuk menunggunya
Mengisi semua kebosanan dengan malas-malasan,
guyonan, dan kesenangan
Tetap saja waktu tak pernah mendatangiku.
Aku muak, Aku marah, aku malu.
Karena aku
Aku semakin tua, Aku semakin berat, Aku semakin
tak berguna.
2 komentar:
Jadi kapan anda berhenti mengeluh?
Remember! Time always walking to the future :)
kalo ditanya kapan, seperti tulisan di atas, 'tidak ada saat yang tepat' , proses kedewasaan dirilah jawabannya, entah'kapan' waktunya, saat saya benar2 berhenti mengeluh, namun, saya akan selalu berusaha untuk tidak (kembali) mengeluh meski berat saya harus kuat, meski lambat, saya harus tetap jihad
Posting Komentar